Pages

Sunday, September 8, 2019

Drama Sepekan: Merger Axiata Batal hingga Sumitomo vs OCBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,03% ke posisi 6.308,95 poin pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (6/9/2019).

Laju IHSG juga searah dengan bursa saham utama di kawasan Asia yang juga mencatatkan kenaikan: indeks Hang Seng menguat 0,66%, indeks Shanghai naik 0,46%, indeks Nikkei menguat 0,54%, indeks Kospi naik 0,22%, dan indeks Straits Times naik tipis 0,02%.

Untuk hari ini, Senin (9/9/2019), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan di awal pekan ini.

1.Axiata-Telenor Batal, Saham EXCL Sempat Diburu Investor asing
Axiata Group Berhad, induk usaha PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Telenor Group asal Norwegia bersepakat mengakhiri pembicaraan penggabungan operasi telekomunikasi di kawasan Asia.

Pengumuman ini tertuang dalam sebuah pernyataan pers yang dirilis Telenor, dikutip Detik. Pernyataan serupa juga ditemui dalam laman web situs resmi Axiata.

Disebutkan, dalam 4 bulan terakhir kedua belah pihak sebenarnya telah melaksanakan uji tuntas dan menyelesaikan kesepakatan transaksi agar dapat rampung di kuartal III-2019. Tetapi kompleksitas merger membuat rencana tersebut kandas. Sebelum batal, saham EXCL sempat diburu investor asing.


2.Bangun Transmisi 500 KV, Waskita Tambah Utang Rp 3,5 T
Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berencana menghimpun pendanaan dari pasar modal melalui penerbitan instrumen obligasi korporasi senilai Rp 3,5 triliun. Instrumen ini merupakan obligasi berkelanjutan IV Waskita Karya tahap I tahun 2019 dan sudah mendapat peringkat A minus dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Dalam prospektus yang dipublikasi di media massa pada Jumat (6/9/2019) obligasi itu rencananya terbagi ke dalam dua seri, yakni seri A dengan tenor 3 tahun dan seri B bertenor 3 tahun.

Hanya saja, belum disebutkan lebih lanjut mengenai tingkat bunga kupon untuk kedua seri obligasi Waskita yang rencananya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 30 September 2019.

Sebagai perbandingan, berdasarkan data PHEI Yield Curve dari IBPA per 6 September 2019, untuk tenor 3 tahun, indikator kupon obligasi korporasi dengan rating A- sekitar 8,1%. Sedangkan, untuk tenor 5 tahun dengan rating sama besaran kuponnya di level 8,9%.

Rencananya, dana hasil penawaran umum akan dipakai untuk modal kerja baik untuk pekerjaan konstruksi bangunan sipil, gedung, keperluan pembangunan transmisi 500 KV Sumatera, serta Engineering, Procurement and Construction (EPC).


3.Jadi Pesaing iBox Cs, Mitra Adiperkasa Jual Produk Apple
Emiten ritel gaya hidup, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mulai merambah bisnis ritel gawai untuk produk-produk Apple atau Apple Authorised Reseller melalui gerai Digimap. MAPI akan bersaing dengan pendahulunya, iBOX yang dikelola oleh PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Digimap menjual produk-produk Apple seperti iPhone, iPad, Apple Watch dan jajaran komputer Mac. MAPI mulai membukan gerai perdana pada Juli 2019, dan pada September 2019 sudah ada 18 gerai yang dibuka di Jakarta, Bekasi, Bali, Surabaya hingga Medan.

"Sampai akhir tahun ada 10 gerai Digimap yang akan dibuka," kata Corporate Secretary MAPI Fetty Kwartati kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/9/2019).

4.Sumitomo Tantang OCBC Minati Bank Permata, Siapa Tergusur?
Sumitomo Mitsui Bank Corporation (SMBC) dikabarkan masuk ke bursa perebutan PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan menjadi penantang baru pesaing lainnya yang sudah lebih dulu menyampaikan minat mencaplok Bank Pertama yaitu Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC).

Dalam pemberitaan terpisah, Sumitomo dan OCBC dikabarkan akan membeli saham Bank Permata milik PT Astra international Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (Stanchart) yang masing-masing mengantongi 44,56% saham atau berarti 12,49 miliar unit saham Bank Permata. Sisanya yaitu 3,04 miliar saham atau 10,88%-nya masih dimiliki investor publik.

Jika Sumitomo menang terhadap pesaing terdekat lain yaitu OCBC, maka akan turut memunculkan akuisisi dan penggabungan usaha terhadap bank domestik SMBC yang baru rampung selesai diakuisisi pada Februari lalu yaitu PT Bank BTPN Tbk (BTPN).


5.Pajak Korporasi Jadi 20%, Begini Respons Astra hingga PTBA
Emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons positif wacana pemerintah memangkas pajak korporasi atau Pajak Penghasilan (PPh) Badan dari 25% menjadi 20% secara bertahap mulai 2021 mendatang.

Saat ini pemerintah sedang memfinalisasi aturan yang disiapkan dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian.

Kepala Divisi Komunikasi Korporat PT Astra International Tbk. (ASII) Boy Kelana Soebroto mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu kepastian dari pemerintah terkait insentif tersebut sebelum menghitung dampaknya seperti apa bagi Grup Astra.

Hanya saja, yang pasti, kata Boy, Grup Astra akan menjalankan regulasi perpajakan baru bagi korporasi yang nantinya akan disahkan oleh pemerintah. "Kami sebagai wajib pajak akan mematuhi peraturan yang akan disahkan nanti," kata Boy Kelana kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/9/2019).

Sementara itu, Suherman, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam menyambut positif rencana pemerintah memangkas pajak korporasi. "Bukit Asam akan menyambut baik jika memang ada kebijakan pemerintah menurunkan pajak korporasi," kata Suherman, kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/9/2019).

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/34A46VZ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment