Hingga akhir sesi, data perdagangan menunjukkan IHSG pun terus melaju di zona merah.
Tak sekalipun IHSG merasakan manisnya zona hijau dan akhirnya jatuh 0,66%.Data perdagangan mencatat, saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT Sinar Mas Multiartha Tbk/SMMA (-19,57%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,14%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-2,58%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,74%), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (-3,54%).
Amblasnya bursa saham domestik ini juga senada dengan seluruh bursa saham utama Benua Kuning yang berguguran pada hari ini: indeks Nikkei ambruk 2,17%, indeks Shanghai jatuh 1,17%, indeks Hang Seng merosot 1,91%, indeks Straits Times melemah 1,39%, dan indeks Kospi berkurang 1,64%.
Namun di tengah pasar yang masih 'kebakaran' seiring dengan dengan merahnya bursa Asia, ada setidaknya 10 emiten yang menjadi top gainers pada perdagangan kemarin.
Emiten produsen fiber optik, PT Communication Cable Systems Indonesia (CCSI) yang baru listing di Bursa Efek Indonesia dengan sandi saham CCSI Selasa (18/6/2019) menjadi emiten dengan penguatan tertinggi kemarin dalam sehari yakni 13,04%.
Berikunya emiten konstruksi dan properti PT Totalindo Eka Persada Tbk dengan kenaikan 8,13%.
Berikutnya 10 emiten tersebut:
Emiten | Harga Saham (Rp) | % 1 Hari |
CCSI/Communication Cable | 364 | 13,04 |
TOPS/Totalindo Eka Persada | 650 | 8,33 |
NUSA/Sinergi Megah | 70 | 7,69 |
GIAA/Garuda Indonesia | 530 | 6,43 |
LSIP/PP Lonsum | 1.245 | 5,06 |
PGAS/Perusahaan Gas | 1.915 | 4,64 |
ISAT/Indosat | 3.410 | 4,28 |
WEGE/Wika Gedung | 380 | 3,83 |
ADRO/Adaro Energy | 1.120 | 3,23 |
JPFA/Japfa Comfeed | 1.630 | 3,16 |
Eskalasi perang dagang AS-China menjelang akhir pekan ini dinamika sukses dalam memantik aksi jual dengan intensitas yang begitu besar di bursa saham Benua Kuning.
Eskalasi pertama dari pengumuman China bahwa pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar. Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang dikenakan China berkisar antara 5%-10%.
Lebih lanjut, China juga mengumumkan pengenaan bea masuk senilai 25% terhadap mobil asal pabrikan AS, serta bea masuk sebesar 5% atas komponen mobil, berlaku efektif pada 15 Desember.
Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti membebankan bea masuk tersebut pada bulan April, sebelum kini kembali mengaktifkannya.
"Sebagai respons terhadap tindakan AS, China terpaksa mengambil langkah balasan," tulis pernyataan resmi pemerintah China, dilansir dari CNBC International.
Dengan penguatan ini, akankah 10 emiten ini akan menguat lagi pada Selasa ini?
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Ziz5a5
via IFTTT
No comments:
Post a Comment