Pages

Tuesday, October 1, 2019

Walah! Harga Naik, Emas Perhiasan di DKI Makin Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Konsumen (IHK) di DKI Jakarta pada September 2019 mengalami deflasi sebesar 0,04%.

Walaupun terlihat ada penurunan, namun ternyata tekanan masih terjadi di kelompok sandang dan kelompok makanan jadi termasuk minuman, rokok, dan tembakau.

"Pada bulan September 2019, kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,98% (mtm) yang disumbang oleh inflasi komoditas emas perhiasan sebesar 3,21% (mtm)," jelas Bank Indonesia (BI) dalam keterangan pers yang disampaikan Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI, Hamid Ponco Wibowo, Rabu (2/10/2019).

Bank sentral memandang, harga emas masih mengalami tren peningkatan. "Pada periode pencatatan, seiring meningkatnya harga emas global, yang dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi, seiring memanasnya trade war," kata Ponco.

Sementara itu, inflasi kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau meningkat dari 0,29% (mtm) pada bulan Agustus 2019 menjadi 0,52% pada bulan September 2019. Hal tersebut dipicu oleh inflasi pada beberapa komoditas, diantaranya nasi dengan lauk, rokok kretek filter, dan mie.

Kinerja harga logam mulia emas dunia di kuartal III 2019 memang kinclong. Tercatat dalam kurun waktu 3 bulan terakhir atau sejak Juli hingga September 2019, harga emas dunia sudah melesat 6,35%.

Harga emas dunia di pasar spot pada awal Juli 2019 mencapai US$ 1.384/troy ons (oz). Harga tersebut sudah tergolong tinggi dibandingkan dengan harga emas pada dua kuartal awal 2019 yang bergerak di rentang US$ 1.270,29-1.422,85/troy ons.

Pada Juli harga emas global di pasar spot mencapai level tertinggi pada 18 Juli 2019 yakni US$ 1.446/troy ons. Harga kembali mencetak rekor tertingginya pada 27 Agustus mencapai US$ 1.542,39/troy ons.

(sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2nD3gas
via IFTTT

No comments:

Post a Comment