Pages

Tuesday, October 29, 2019

Perang Dagang: AS-China Batal Tanda Tangan Deal November Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjanjian perdagangan sementara antara Amerika Serikat dan China kemungkinan tidak akan rampung tepat pada waktunya untuk penandatanganan di Chili bulan depan.

Negosiator AS dan China masih berusaha untuk menyelesaikan isi dari perjanjian tersebut, yang akan semula direncanakan ditandatangani Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan puncak Asia-Pacific Economic Coopration (APEC) di Chili 16-17 November nanti.


"Jika tidak di tandatangani di Chili, bukan berarti perjanjian itu berantakan. Hanya berarti tidak siap," kata pejabat pemerintah.

"Tujuan kami adalah untuk menandatanganinya di Chili. Namun terkadang isinya belum selesai. Tetapi kemajuan yang baik sedang dibuat dan kami berharap untuk menandatangani perjanjian itu di Chili," sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (30/10/2019).

Trump, Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan pejabat tinggi AS lainnya mengatakan, ada kemajuan dalam kesepakatan. Mereka juga mencoba menenangkan pasar dengan menekankan bahwa semua akan baik-baik saja jika kesepakatan itu tidak diselesaikan ketika KTT APEC.

Juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan bahwa kedua belah pihak masih berusaha untuk menyelesaikan kesepakatan sementara.


"Seperti yang dikatakan presiden beberapa minggu lalu, kami telah mencapai perjanjian fase-satu dengan China, dan kedua belah pihak sedang berupaya menyelesaikan isi perjanjian untuk penandatanganan di Chili," katanya.

Pergulatan soal perjanjian tersebut membawa saham AS menjadi negatif. Karena investor bertaruh pada pembicaraan perdagangan.

Perjanjian perdagangan sementara yang diumumkan oleh Trump pada 11 Oktober itu didukung pasar. Karena menjanjikan bantuan bagi perusahaan yang terkena dampak oleh hampir 16 bulan pertikaian tarif, yang juga telah memperlambat pertumbuhan global ke laju paling lambat sejak krisis keuangan 2008-2009.

South China Morning Post, mengutip seseorang yang memberi pengarahan tentang pengaturan tersebut, melaporkan bahwa para pemimpin dua ekonomi terbesar dunia itu secara tentatif dijadwalkan akan menandatangani kesepakatan perdagangan sementara pada 17 November "jika semuanya berjalan lancar."

Menurut konfirmasi salah satu sumber di AS, itu adalah tanggal target untuk pertemuan. Tetapi pejabat pemerintah memperingatkan bahwa isi perjanjian mungkin belum selesai tepat pada waktunya.

Penasihat Gedung Putih Jared Kushner, yang juga menantu Trump, mengatakan kepada sebuah panel di konferensi Future Investment Initiative di Riyadh bahwa Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dan Mnuchin telah membuat kesepakatan luar biasa dengan Beijing.

"Saya pikir orang mengerti presiden, bahwa dia tegas. Mereka tahu bahwa dia akan membuat keputusan yang menurutnya benar, dan saya pikir pada akhirnya kita telah mencapai kesepakatan dengan China dimana kita ingin tuju," katanya.

Lighthizer mengatakan bahwa Washington dan Beijing hampir menyelesaikan beberapa bagian dari perjanjian perdagangan setelah panggilan telepon antara negosiator.

Pejabat AS menambahkan bahwa kesepakatan tersebut adalah mencakup pembelian barang pertanian AS, perlindungan kekayaan intelektual, praktik mata uang dan peningkatan akses bagi perusahaan AS ke pasar layanan keuangan China.

Jude Blanchette, seorang rekan di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, mengatakan kesepakatan fase satu memulihkan status quo ke tempatnya berdiri sebelum perang perdagangan dimulai pada 2017, mempertanyakan berapa banyak kemajuan yang sebenarnya telah dibuat.

Masalah-masalah yang lebih berat (seperti kebijakan industri China, subsidi untuk perusahaan milik negara, transfer teknologi paksa) ditunda untuk negosiasi nanti, katanya.

"Kami menuju ke fase dua atau fase tiga, tapi kami benar-benar hanya ingin tahu apakah kita akan melewati fase satu," katanya.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2NqVxF9
via IFTTT

No comments:

Post a Comment