Pages

Wednesday, September 11, 2019

Ekspektasi The Fed Pangkas Bunga, IHSG Bisa Reli 7 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih minimnya katalis positif dari dalam negeri pada perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2019), membuat bursa saham domestik masih berpeluang menguat, kendati hanya mendapat sentimen ekspektasi pelaku pasar mengenai pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) pada September ini.

Sepanjang perdagangan Rabu kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi 0,71% ke level 6.381,95 dan sudah menguat 6 hari perdagangan terakhir.

Performa IHSG searah dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Nikkei menguat 0,96%, indeks Hang Seng melesat 1,78%, indeks Straits Times melejit 1,33%, dan indeks Kospi bertambah 0,84%.


Mega Capital Sekuritas, dalam riset hariannya memaparkan, penguatan IHSG terjadi seiring menguatnya mayoritas bursa Asia di mana Nikkei naik 0,96%, Hang Seng naik 1,78% dan Straits Times naik 1,55% setelah Kementerian Keuangan China mengumumkan daftar 16 produk impor asal AS yang akan dibebaskan dari pengenaan bea masuk baru.

Selain itu, pasar juga berekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps) pada rapat kebijakan moneter pekan depan.

"IHSG diperkirakan bergerak menguat terbatas pada kisaran 6.345 - 6.415," tulis Mega Capital Sekuritas, Kamis (12/9/2019).

Valbury Sekuritas masih mencermati sentimen yang bersumber dari Bank Dunia yang memprediksi ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh di bawah 5%.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sudah menunjukkan perlambatan dan bakal melemah lebih dalam di tengah perlambatan global. Bank Dunia bahkan perkirakan PDB Indonesia akan lebih turun lebih dalam, karena lemahnya produktivitas dan pertumbuhan pekerja.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 akan berada di 4,9% dan terus menurun hingga 4,6% di 2022," tulis Valbury Sekuritas, Kamis (12/9/2019).

Di sisi lain, perekonomian dunia saat ini berada di ambang resesi. Di AS yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, sinyal datangnya resesi disuarakan sendiri oleh pasar obligasinya.

Valbury memproyeksikan, sentimen dari dalam negeri hari ini masih terbatas dan kurang memberikan topangan bagi pasar, namun adanya katalis positif dari eksternal diperkirakan mampu memberikan dorongan bagi IHSG.

"IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan pada kisaran support [batas bawah] 6.346/6.311/6.293 dan resistance [batas atas] 6.400/6.417/6.453," jelas Valbury.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LKiYZw
via IFTTT

No comments:

Post a Comment