Pages

Monday, September 9, 2019

Awas, "Hantu" Resesi Gentayangi Negara Maju

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi bukan hanya menjadi ketakutan bagi negara-negara berkembang saja. Melainkan menjadi ketakutan bagi negara-negara maju.

Dalam rilis kuartal kedua 2019 yang dibeberkan kementerian keuangan dan badan statistik sejumlah negara, negara-negara yang masuk ke dalam ekonomi terbesar dunia juga mengalami pelemahan ekonomi dan terancam masuk ke jurang resesi.

Pada dasarnya resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.


Lalu siapa saja negara tersebut. Berikut data yang dirangkum CNBC Indonesia Selasa (10/9/2019).

Jerman

Pesanan di sektor industri Jerman jauh di bawah perkiraan pada Juli. Melemahnya permintaan dari luar negeri menunjukan betapa menderitanya industri manufaktur di ekonomi terbesar Eropa yang kini dibayangi hantu resesi di kuartal ketiga ini.

Ekonomi Jerman yang sangat bergantung pada ekspor menderita karena lemahnya permintaan asing dan ketidakpastian bisnis. Penyebabnya antara lain perselisihan perdagangan antara AS dan Jerman dan tak menentunya kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Menurut Kementerian Ekonomi Jerman, kontrak untuk barang buatan Jerman di Juli turun -2,7% dibandingkan bulan sebelumnya akibat penurunan besar pemesanan dari negara-negara non-Eropa. Sebelumnya, di Juni angkanya mencapai 2,7%.

"Penderitaan di sektor manufaktur ini akan terjadi. Penurunan permintaan baru sangat signifikan di tengah risiko resesi dari ekonomi Jerman," kata ekonom dari VP Bank Thomas Gitzel sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Reuters.

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi 0,1% dari kuartal ke kuartal pada kuartal kedua, karena ekspor yang lebih lemah, dengan penurunan penjualan asing didorong oleh Inggris. "Bahayanya besar, bahwa pertumbuhan negatif juga akan dicatat pada kuartal ketiga," tambahnya.

BERSAMBUNG KE HAL 2

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PZzHxn
via IFTTT

No comments:

Post a Comment