Keempat bank tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/(BMRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk/BBTN, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/BBNI, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/BBRI.
Satu emiten migas yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang juga menggelar RUPSLB.
Mengacu data penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (27/8/2019), dari lima BUMN tersebut, PGAS mencatat penguatan harga saham paling tinggi yakni 4,44% di level Rp 2.000/saham.
Berikutnya saham BBRI yang melesat 3,19% di level Rp 4.200/saham dan BBNI naik tipis 1% di level Rp 7.575/saham.
Emiten | Saham (Rp) | Net Sell 1 Hari (Rp Miliar) | Net Sell 1 Bulan (Rp Miliar) |
BBRI | 4200 (+3,19%) | 192,58 | 1.520 |
BMRI | 7.025 (-0,35%) | 75,19 | 355 |
BBNI | 7.575 (+1%) | 12,07 | 782 |
BBTN | 2.100 (-2,33%) | 57 | 210 |
PGAS | 2.000 (+4,44%) | 20 | 311 |
Adapun dua BUMN sahamnya minus yakni BMRI turun 0,35% di level Rp 7.025/saham dan BBTN koreksi 2,33% di level Rp 2.100/saham.
Sayangnya, rencana perombakan pengurus lima BUMN ini (baik direksi dan komisaris) oleh Menteri BUMN Rini Soemarno yang akan terealisasi turut menjadi sentimen yang membentuk persepsi pasar, terutama investor asing yang masih mencatatkan net sell asing dalam sebulan terakhir.
Mengacu data BEI, asing paling besar kabur di saham BBRI yang mencapai Rp 1,52 triliun dalam sebulan terakhir. Berikutnya, asing juga melepas saham BBNI sebesar Rp 782 miliar.
Jika diakumulasikan net sell sebulan terakhir, maka asing sudah lepas hingga Rp 3,18 triliun dari lima BUMN ini.
Bank Mandiri akan menggelar RUPSLB pada Rabu ini 28 Agustus, sementara Bank BTN pada 29 Agustus di Gedung Menara BTN.
Sehari berikutnya giliran PGAS yang menggelar RUPSLB pada 30 Agustus di Four Seasons Hotel, dan BNI pada 30 Agustus di Menara BNI.Terakhir, ada BBRI yang akan menyelenggarakan RUPSLB pada 2 September dengan lokasi di kantor pusat BRI.
"Mata acara ini merupakan usulan Menteri BUMN [Rini Soemarno] sebagai pemegang saham, berdasarkan surat nomor S-726/MBU/S/07/2019 tanggal 9 Juli 2019 perihal permintaan penyelenggaraan RUPSLB," tulis pengumuman RUPSLB Bank Mandiri.
Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2005-2010 Said Didu menilai pergantian manajemen perusahaan BUMN yang sering dilakukan justru menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja. Hal ini dinilai juga membingungkan pelaku pasar dalam menilai kinerja manajemen tersebut.
"Sekarang enggak jelas sama sekali kriterianya [pergantian manajemen]. Hampir setiap saat boleh diganti. Tapi enggak mungkin juga Bu Rini [Rini Soemarno] berani melakukan ini tanpa lampu hijau dari Presiden," imbuhnya.
Foto: Infografis/Saham 4 Bank BUMN Anjlok/Edward Ricardo
|
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZwdCG7
via IFTTT
No comments:
Post a Comment