"Potensi terjaganya perolehan suara Prabowo tetap lebih besar sejauh ini ditambah dukungan cawapres Sandiaga Uno," kata dia di Padang, Selasa.
Menurut dia, dibandingkan Jokowi yang memilih Ma`ruf Amin sebagai wakil, efek positif dari elemen kejutan yang dibawa calon wakil presiden Sandi Uno di Sumbar maupun bagi perantau Minang akan terasa lebih besar.
"Saya kira tetap berat bagi Jokowi bisa menang di Sumbar, memang ada potensi tambahan suara dibanding pilpres 2014 lalu terkait kerja nyata yang sudah dilakukannya selama ini," kata dia.
Ia menerangkan preferensi pemilih Sumbar yang khas baik secara ideologis maupun psikologis tetap masih kuat tampaknya yaitu bukan capres yang diusung PDI Perjuangan.
Selain itu secara sosiologis pasangan Jokowi yakni Ma`ruf Amin yang lebih menonjolkan simbol NU cenderung juga kurang sesuai dengan afiliasi mayoritas Islam di Ranah Minang yang identik dengan Muhammadiyah dan lainnya.
"Karena itu saya kira tetap cukup berat bagi Jokowi untuk bisa naik dari perolehan pilpres 2014 lalu," ujarnya.
Ia memberi contoh saat Prabowo yang dulu pernah berpasangan dengan Megawati pada Pilpres 2009 juga kurang mendapatkan suara di Sumbar.
"Selagi diusung PDI Perjuangan sebagai parpol utama berat untuk meraup suara secara signifikan di Sumbar," katanya.
Pada pilpres 2014 di Sumbar pasangan Prabowo-Hatta Rajasa memperoleh 1.797.505 suara atau 76,92 persen dan Jokowi-Jusuf Kalla 539.308 suara atau 23,08 persen.
Baca juga: KAHMI: Prabowo lebih baik kumpulkan pakar
Baca juga: Roy Suryo tegaskan Demokrat tetap dukung Prabowo-Sandiaga
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment