Dow Jones Industrial Average melemah untuk ketiga kalinya pasca capai rekor di penutupan Rabu pekan lalu. Indeks unggulan ini turun 1% ke 27.502,81.
Sementara S&P juga melemah 0,7% dan ditutup di 3.093,21. Sedangkan Nasdaq juga turun 0,6% dan ditutup di 8.520,64.
Pernyataan terbarunya soal pesimisme ending perang dagang dengan China, menjadi kunci yang menjatuhkan Wall Street kemarin.
Dalam tanya jawabnya dengan wartawan, Trump mengatakan perdamaian perang dagang mungkin tak akan tercapai tahun ini.
Alih-alih menenangkan pasar, presiden kontroversial ini justru menyebut, perang dagang mungkin saja berakhir setelah Pemilu Presiden AS dilaksanakan atau setelah November 2020.
Belum lagi pemberitaan sehari sebelumnya, di mana AS menjatuhkan sanksi kenaikan tarif pada Prancis, Argentina dan Brazil. Hal ini membuat investor semakin khawatir akan makin memburuknya konflik.
Meski demikian, analis pasar di AS berpendapat, sebenarnya kemunduran Wall Street mencerminkan siklus alami, yang terjadi setelah oktober dan November.
Namun, tetap saja justifikasi Trump pada Brasil dan Argentina, yang notabene sekutu AS, mengejutkan pasar. Apalagi, Trump berdalih keduanya telah mendevaluasi mata uang mereka.
"Intinya adalah kita telah melihat ada banyak alasan mengapa (Trump) bisa menaikkan tarif (perdagangan ke suatu negara)," kata analis dari LBBW di AS, Karl Haeling.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/33MeBEj
via IFTTT
No comments:
Post a Comment