Pages

Wednesday, December 4, 2019

Es Krim Diamond Mau IPO, BCA Suntik Modal Ventura Rp 200 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus pasrah mencatatkan koreksi 0,34% ke level 6.112,88 pada perdagangan Rabu kemarin (4/12/2019).

Performa IHSG berbanding lurus dengan kinerja bursa saham utama di kawasan Asia yang juga diterpa aksi jual. Indeks Hang Seng anjlok 1,25%, indeks Nikkei anjlok 1,05%, indeks Kospi melemah 0,73%, indeks Straits Times melemah 0,48%, indeks Shanghai melemah 0,23%.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan hari ini, Kamis (5/12/2019):


1.Es Krim Diamond Mau IPO, Tahun Ini Bisa Capai 70 Emiten
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan perusahaan produsen susu segar dan es krim, PT Diamond Food Indonesia akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Selambatnya akan mencatatkan sahamnya di Januari 2020 mendatang.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan perusahaan ini merupakan holding usaha dari PT Diamond Cold Storage. Perusahaan ini menggunakan laporan keuangan Juli 2019 dalam aksi korporasinya kali ini.

"PT Diamond Food Indonesia adalah holding PT Diamond Cold Storage," kata Yetna di Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Perusahaan ini masuk dalam sektor consumer goods industry bersama dengan dua rekan satu sektornya yakni PT Morenzo Abadi Perkasa dan PT Era Mandiri Cemerlang.

Berdasarkan data terakhir dari BEI, paling baru terdapat 33 calon emiten yang ada di pipeline. Termasuk di dalamnya adalah dua perusahaan yang tengah melakukan pengajuan Reg S dan Rule 144 A untuk menawarkan sahamnya secara global.


2.BEI Temui DJP, Ada Insentif Baru bagi Emiten & Investor?
Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah berdiskusi dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di bursa, begitu juga untuk investor di pasar modal.

Direktur Penilaian Perusahaan IGD N Yetna Setia mengatakan bursa memberikan beberapa masukan terkait dengan pemberian insentif keuangan untuk perusahaan ini. Poin ini nantinya akan jadi pertimbangan pembentukan omnibus law yang akan dibentuk oleh pemerintah.

"Saya baru bertemu dengan pajak [DJP] untuk membicarakan omnibus law terkait insentif pajak yang akan diberikan. Masih dalam tahap pembicaraan jadi belum bisa disampaikan poin-poin masukan dari bursa apa saja," kata Yetna di kawasan Senopati, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

3.Akuisisi Link Net oleh MNC Vision Kelar dalam 6 Bulan
Rencana PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) mengakuisisi emiten layanan TV berbayar milik Grup Lippo, PT Link Net Tbk (LINK) ditargetkan akan rampung dalam 6 bulan ke depan.

Dalam keterangan terbaru yang disampaikan Head of Investor Relations LINK Joel Ellis, sebelumnya IPTV memang telah menandatangani persyaratan tidak mengikat bersama PT First Media Tbk dan Asia Link Dewa Pte mengenai rencana penjajakan akuisisi saham mayoritas Link Net.

Joel menambahkan, keberhasilan aksi korporasi ini akan tunduk pada hasil uji tuntas (due diligence), pemenuhan kondisi tertentu lainnya, pembiayaan dan penandatanganan perjanjian definitif yang akan disepakati bersama.

"Para pihak akan bertujuan untuk mencapai hasil dalam kurun waktu 6 bulan," kata Joel Ellis, Rabu (4/12/2019).

4.Soal Harley-Brompton Ilegal, Erick Siap Copot Direksi Garuda!
Kasus pengiriman suku cadang sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton lewat pesawat Airbus A330-900 milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang dikirim dari Prancis berbuntut panjang.

Setelah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan melakukan investigasi terhadap Garuda Indonesia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun mengancam akan mencopot direksi maskapai penerbangan pelat merah itu.

"Kami melihat, ada enggak kasus ini benar-benar seperti yang dilaporkan. Kalau benar, harus dicopot [direksi], yang lebih baik, ya sebelum ketahuan yah[sebaiknya] mengundurkan diri, kaya [prinsip hidup kaum] Samurai di Jepang juga, itu kalau benar," tegas Erick di Jakarta, Rabu (4/12/2019).


5.BTN Siapkan Rp 400 M Suntik AMU, untuk Kelola Kredit Macet
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berencana membentuk lembaga Aset Manajemen Unit (AMU) pada 2020. Lembaga ini dibentuk sebagai salah satu strategi perseroan menekan rasio kredit bermasalah (non performing loan).

Jika mengacu pada rasio kredit bermasalah bank dengan kode saham BBTN ini pada periode sembilan bulan pertama 2019, rasio kredit bermasalah (NPL) gross BTN mengalami peningkatan menjadi 3,54%, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya 3,17%. Sedangkan NPL nett juga mengalami kenaikan menjadi 2,33%, dari tahun sebelumnya 1,99%.

Direktur Finance, Planning & Treasury Bank BTN, Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan, alasan dibentuknya lembaga AMU karena pasar properti saat ini tidak ada pasar sekunder selaiknya pasar otomotif. Kondisi ini menyebabkan pasar properti akan cenderung mudah jatuh ketika ada aset properti KPR yang macet sehingga menjadi penyumbang NPL.

"Kalau tidak ada buffer di pasar sekunder yang menjaga, market pasti akan makin kusut, perlu adanya terobosan baru," ucap Nixon di Bursa Efek Indonesia, Rabu (4/12/2019).

6.Ekspansi Fintech, BCA Suntik Central Capital Ventura Rp 200 M
Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) resmi menyuntikkan modal sebesar Rp 200 miliar kepada perusahaan anak di bidang modal ventura yakni PT Central Capital Ventura (CCV) guna mendukung ekspansi bisnis fintech.

Suntikan modal itu dilakukan dengan menyerap sepenuhnya saham baru yang diterbitkan Central Capital Ventura.

CCV merupakan perusahaan modal ventura yang memfokuskan pendanaan kepada perusahaan fintech, insurtech, perusahaan berbasis Artificial Intelligence, cybersecurity, dan wealth management.

"BCA meningkatkan modal pada CCV senilai 200.000 saham atau senilai Rp 200 miliar," tulis Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan Direktur BCA Subur Tan dalam penyataan resmi di BEI, dikutip Rabu (4/12/2019).

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YhZJft
via IFTTT

No comments:

Post a Comment