Pages

Tuesday, December 3, 2019

Deal Dagang Tunggu Pemilu AS, Straist Times Langsung Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura dibuka melemah pada perdagangan hari ini (4/12/2019) seiring dengan membuncahnya pesimisme pelaku pasar terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Straits Times (STI) dibuka anjlok 0,64% menjadi 3.152,8 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 1 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 28 saham melemah, dan 1 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Presiden AS Donald Trump kembali memberikan pernyataan yang memantik aksi beli di pasar keuangan global, tidak terkecuali Singapura.


Di sela-sela pertemuan negara-negara anggota North Atlatic Treaty Organization (NATO), Trump mengatakan bahwa dirinya tidak akan terburu-buru untuk meneken kesepakatan dagang dengan China.

"Saya tidak punya tenggat waktu, tidak. Bahkan, saya senang dengan ide menunggu sampai setelah Pemilu untuk mencapai kesepakatan dengan China. Namun mereka (China) ingin ada kesepakatan sekarang, jadi kita lihat saja," ungkap Trump kepada para jurnalis di London, seperti diberitakan Reuters.

Untuk diketahui, pergelaran pemilihan umum (pemilu) Presiden AS dijadwalkan berlangsung pada November 2020.

Dengan demikian besar kemungkinan friksi dagang kedua negara akan terus berlanjut dan tidak menutup kemungkinan Washington akan benar-benar memberlakukan tambahan bea masuk atas produk impor asal China senilai US$ 156 miliar pada pekan depan, 15 Desember 2019.

Jika tarif baru ini diberlakukan, maka amarah Negeri Tiongkok akan terpancing. Pasalnya, pihak Beijing sudah berulang kali menegaskan bahwa penghapusan tarif merupakan faktor kunci untuk mencapai kesepakatan dagang. Jadi pemberlakuan tarif baru menunjukkan bahwa AS tidak berniat rujuk dengan China.

Belum lagi Negeri Paman Sam diberitakan sedang mengkaji kemungkinan melarang Huawei (perusahaan telekomunikasi asal China) untuk terlibat dalam sistem keuangan Negeri Paman Sam.

Sumber di lingkaran pemerintah AS mengungkapkan, Huawei akan masuk ke daftar Specially Designated Nationals (SDN). Kebijakan ini kemungkinan diterapkan dalam beberapa bulan ke depan, tergantung perkembangan situasi.

Ketika seseorang atau korporasi berada di daftar SDN, maka asetnya akan dibekukan dan orang-orang di AS tidak boleh berurusan dengan mereka. Jika ini benar terjadi, maka Huawei akan berada di kelompok yang sama dengan para teroris, pengedar narkotika, atau pelaku perdagangan manusia.

Kekhawatiran bahwa damai dagang tidak dapat ditekan, malah ada potensi ekskalasi perang dagang, menekan risk appetite pelaku pasar untuk berinvestasi di aset keuangan beresiko tinggi seperti pasar saham.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/37WnePI
via IFTTT

No comments:

Post a Comment