Pages

Tuesday, October 1, 2019

Twitter Diminta Suspend Akun Trump

Jakarta, CNBC Indonesia - Twitter diminta menangguhkan akun Presiden AS Donald Trump. Hal ini dipicu rentetan tweet Trump terkait whistleblower yang mengadukan skandalnya dengan Presiden Ukraina, yang dianggap mengancam si pelapor.

"Kicauan Presiden dan perilakunya tentang hal ini adalah bukti dari fakta, bahwa dia menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan orang, bukannya mengangkat orang," kata kandidat presiden dari Partai Demokrat California tahun itu Kamala Harris, dilansir dari CNN Internasional, Rabu (02/10/2019).

"Bahwa sejujurnya akun Twitter-nya harus ditangguhkan. Saya pikir ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak bertanggung jawab atas kata-katanya yang akhirnya dapat melukai perasaan orang lain. Dan hak istimewa menggunakan kata-kata dengan cara seperti itu mungkin harus dicabut,".

Ia menolak hal ini adalah upaya mengekang kebebasan berekspresi Trump. Ia pun membantah ini upaya membungkam Trump. Tapi, ia memang merasa perlu ada yang harus disepakati terkait cuitan Trump di Twitter.

"Jika dia tidak menahan diri, maka, mungkin, harus ada mekanisme lain untuk memastikan bahwa kata-katanya tidak melukai siapa pun," katanya.

Sebelumnya, Trump telah menegur whistleblower skandalnya. Dalam serangkaian tweetnya, postingannya pada Senin (30/9/2019) yang menggunakan tagar "#FakeWhistleblower," telah berulang kali menyebut keluhan pelapor sebagai pelapor "palsu."

Bahkan sehari sebelumnya, presiden kontroversial ini mengatakan dia pantas bertemu "penuduhnya". Ia bahkan menuduh siapa pun yang memberikan informasi kepada si pengungkap informasi tentang panggilan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merupakan "mata-mata."

Komentar itu mendorong sejumlah pejabat parlemen meminta Trump agar dapat menghentikan "intimidasi saksi". Politisi Partai Republik, Adam Kinzinger juga mengatakan dalam tweet bahwa kata-kata presiden "sangat menjijikkan".

Trump pun dikecam karena mengatakan bakal ada perang saudara bila dia lengser dari Presiden. Ini ditegaskannya dalam Twitter @realDonaldTrump seraya mengutip pembawa acara Fox News Pastor Robert Jeffress, yang menilai pemakzulan pada Trump bisa mengarah pada perang saudara.

"Jika Demokrat berhasil mengeluarkan Presiden dari jabatannya (yang tidak akan pernah terjadi), itu akan menyebabkan pecahnya Perang Sipil di negara ini dari mana Negara kita tidak akan pernah sembuh," kata Mr Trump, mengaitkan kutipan itu dengan Jeffress, sebagaimana dikutip dari CBSNews.

Upaya pemakzulan Trump ditegaskan Kongres AS pada pekan lalu. Skandal Trump dengan pemimpin Ukraina menjadi pemicu.

Skandal Trump dengan pemimpin Ukraina ini terungkap awal pertengahan September lalu. Trump menahan dana bantuan militer untuk Ukraina sebesar US$ 400 juta dan menekan Zelensky menyelidiki Hunter Biden, putra Joe Biden yang akan menjadi pesaing Trump dalam Pemilu Presiden AS 2020.

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ohReU3
via IFTTT

No comments:

Post a Comment