Pages

Wednesday, October 30, 2019

Suku Bunga The Fed Turun, IHSG Menguji Level 6.372

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih punya tenaga untuk menguat pada perdagangan Kamis ini (31/10/2019). Katalisnya datang dari pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve.

Rabu kemarin (30/10/2019), IHSG ditutup menguat 0,23% ke level 6.295,75. Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei jatuh 0,57%, indeks Shanghai turun 0,5%, indeks Hang Seng melemah 0,44%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,59%.

Dalam risetnya, PT Valbury Sekuritas mencermati, The Fed kembali memangkas suku bunga, sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 1,5% hingga 1,75% untuk tetap menjaga ekonomi AS kuat dalam menghadapi pertumbuhan global dan untuk memberi perlindungan dari risiko yang akan terjadi ke depan.


Dari dalam negeri, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2019 tumbuh 5,05%. Hal ini jauh dari target pemerintah dalam APBN 2019 sebesar 5,3%.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan berupaya keras mendorong laju pertumbuhan ekonomi dengan instrumen utama APBN, karena sifatnya untuk mendorong sektoral yang disesuaikan dengan prioritas.

"Katalis penurunan suku bunga The Fed serta musim laporan kinerja perusahaan berpeluang bisa mendorong IHSG untuk melaju ke zona hijau hari ini," tulis Valbury Sekuritas, Kamis ini.

Pendapat senada diutarakan William Surya Wijaya, Director PT Indosurya Sekuritas. Menurutnya, pergerakan IHSG saat ini masih menunjukkan peluang kenaikan jangka panjang, sehingga momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat kondisi tren jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend.

"IHSG berpeluang menguat pada level 6.187 - 6.372," kata William Surya Wijaya.

Adapun PT Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG berpeluang untuk bergerak mixed dengan kecendrungan menguat pada hari ini dengan level support (batas bawah) di 6,250 dan resistance (batas atas) di 6,327.

"Rilisnya pertumbuhan PDB AS sebesar 1,9% yang lebih besar dari ekspektasi akan menjadi sentimen positif, apalagi ditambah oleh pelonggaran moneter The Fed yang menurunkan suku bunga FFR sebesar 25 bps," tulis Phillip Sekuritas.

Meski demikian, tulis Phillip Sekuritas, APEC Summit di Chili yang semula rencananya akan diadakan pada November dibatalkan menyusul gelombang demo di negara tersebut, padahal penandatanganan trade deal fase 1 rencananya akan diadakan disana, sehingga menimbulkan sedikit kecemasan mengenai kelanjutan proses negosiasi dagang.

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Nq0ONj
via IFTTT

No comments:

Post a Comment