Pages

Tuesday, October 1, 2019

Garuda-Sriwijaya Rujuk, Apa Saja PR dan Masalah Sriwijaya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kisruh PT Garuda Indonesia (Persero Tbk (GIAA) atau Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Group (Sriwijaya Air dan NAM Air) berakhir dengan baik. Garuda melalui anak usahanya PT Citilink Indonesia, akhirnya melanjutkan kerja sama manajemen (KSM) dengan Sriwijaya Group mulai Selasa 1 Oktober 2019.

Padahal, sepekan sebelumnya hubungan kedua maskapai penerbangan ini memanas. Sebagian besar direksi yang ditempatkan Garuda di Sriwijaya Air sebagai bagian dari KSM yang diteken sebelumnya diganti. Ini menjadi pemicu retaknya hubungan bisnis keduanya.

Buntut dari kisruh ini membuat Citilink sempat mengajukan gugatan hukum kepada Sriwijaya Air atas dugaan wanprestasi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 25 September lalu.


Setelah itu di publik beredar surat rekomendasi dari Direktur Quality, Safety, dan Security Sriwijaya Air Toto Soebandoro yang isinya merekomendasikan kepada Plt Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson I. Jauwena agar maskapai yang dibangun oleh Chandra Lie ini setop beroperasi dengan beberapa alasan.

Bocornya surat ini pun kemudian berlanjut pada langkah mundurnya dua direksi Sriwijaya Air pada Senin (30/9/2019). Keduanya yakni Direktur Operasi Capt. Fadjar Semiarto dan Direktur Teknik Romdani Ardali Adang.

Namun pada Selasa 1 Oktober, keduanya mulai cooling down, mereka menggelar konferensi pers bersama di Garuda City Center Kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Isinya kabar gembir: kerja sama manajemen kembali berlanjut.

Foto: Konferensi Pers Sriwijaya Air (CNBC Indonesia/Monica Wareza)


"Keberlanjutan KSM ini sejalan dengan pertemuan GIAA Grup dan pemegang saham Sriwijaya difasilitasi Kementerian BUMN beberapa waktu lalu dan berikan arahan keberlangsungan KSM ini," kata Juliandra Nurtjahjo, Dirut Citilink, yang menjadi perwakilan Garuda dalam konferensi pers bersama di Cengkareng.


Ada empat alasan mengapa Garuda mau rujuk lagi dengan Sriwijaya setelah sebelumnya talak satu. Pertama, kedua maskapai sama-sama mengedepankan safety atau kelaikan dari pesawat Sriwijaya.

Kedua, kepentingan pelanggan yang amat menjadi pertimbangan kenapa kedua grup maskapai ini melanjutkan komitmen KSM. Ketiga, penyelamatan aset negara sehingga perlu mendukung Sriwijaya pulih kembali dan terakhir yakni kedua grup ingin agar ekosistem penerbangan di Indonesia semakin sehat.

"Itu alasan lanjutkan KSM ini dilakukan secepatnya, dengan dukungan operasional penerbangan pesawat Sriwijaya. Paling depan, bagaimana GIAA Grup atau GMF AeroAsia [anak usaha Garuda] berikan dukung bertahap operasional Sriwijaya," tegas Juliandra.

LANJUT HALAMAN 2: Pekerjaan rumah Sriwijaya Air

(tas/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2p2oXRw
via IFTTT

No comments:

Post a Comment