Pages

Tuesday, September 10, 2019

Washington-Beijing Mulai Akur, Bursa Singapura Lanjutkan Reli

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura kembali dibuka menguat pada perdagangan Rabu ini (11/9/2019) seiring dengan kemajuan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang memantik aksi beli pelaku pasar.

Data perdagangan mencatat, Indeks Straits Times dibuka naik 0,53% ke level 3.172,28 poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 21 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 5 saham melemah, dan 4 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Senin (9/9/2019) waktu setempat, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyampaikan bahwa Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan terkait dengan konsep pengawasan yang akan digunakan oleh kedua belah pihak, dilansir dari CNBC International.

Washington-Beijing Mulai Akur, Bursa Singapura Lanjutkan ReliFoto: Menkeu AS Steven Mnuchin berbicara dalam simposium pajak di G20 Jepang, Sabtu (8/6/2019). (Foto: Toshifumi Kitamura/Pool via Reuters)

Mnuchin kemudian menambahkan bahwa perbincangan di level deputi akan digelar pada bulan ini, diikuti dengan negosiasi tatap muka di level yang lebih tinggi pada awal Oktober.

Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Mnuchin, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.


Di lain pihak, melansir pemberitaan South China Morning Post, kemarin (10/9/2019) Negeri Tiongkok telah menawarkan untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS tapi dengan syarat penundaan pengenaan bea masuk dan pelonggaran terhadap larangan pasokan bagi raksasa teknologi China, Huawei, dikutip dari CNBC International.

Sebagai informasi, AS direncanakan masih akan mengenakan bea masuk baru terhadap berbagai produk importasi China pada tanggal 15 Desember mendatang.

Pemberlakuan tarif tersebut merupakan kelanjutan dari pengenaan tarif per 1 September sebesar 15% atas produk asal China senilai US$ 125 miliar.

Jika ditotal, nilai barang yang terdampak dari kebijakan AS pada hari ini dan tanggal 15 Desember nanti adalah US$ 300 miliar, dilansir dari Reuters.


Sementara itu, pada tanggal yang sama China juga dijadwalkan akan mengenakan bea masuk ke AS pada daftar barang sisa dari target senilai US$ 75 miliar. Seperti diketahui, pada 1 September Beijing mengenakan tarif 5-10% bagi sekitar sepertiga produk asal AS yang masuk dalam daftar target US$ 75 miliar.

Pada hari ini tidak ada rilis data dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2A8XSyE
via IFTTT

No comments:

Post a Comment