Pages

Tuesday, September 10, 2019

Tetap Waspada! IHSG Rentan Sentimen Window Dressing

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu ini (11/9/2019) diperkirakan masih akan bergerak menguat. Pelaku pasar masih melakukan window dressing meski sentimen yang datang tak bisa dibilang positif.

Window dressing dalam artian ini biasanya mengacu pada manuver yang kerapkali diasosiasikan dengan praktik 'mengelabui' yang dilakukan oleh beberapa pengelola reksa dana, di mana saham yang sedang melemah dijual dan saham yang sedang menguat dibeli. Tujuannya buat mengesankan bahwa mereka telah memegang saham yang berkinerja baik.

Panin Sekuritas dalam riset harian menyatakan setelah IHSG menguat tipis 0,16% kemarin, window dressing berlanjut, dan pergerakan IHSG masih akan mixed cenderung menguat.


Namun demikian, pelaku pasar mesti tetap waspadai sebab posisi indeks saat ini sudah mulai dekat dengan resistance trend line (tren menembus batas atas) sehingga dalam waktu dekat, yang memberikan kemungkinan terjadinya koreksi di pekan depan.

Dari sisi global, Mega Capital Sekuritas mengatakan investor menantikan pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve, dan Bank Sentral Eropa (ECB). Kedua bank sentral ini diperkirakan menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global.

Adapun perkembangan terbaru perang dagang antara Amerika Serikat dan China ialah Presiden AS Donald Trump akan menindak keras pengiriman fentanil (obat pereda nyeri) dari China dan barang barang palsu lainnya. Sentimen perang dagang kedua negara masih menjadi katalis negatif.

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan Trump menghubungkan masalah ini dengan kesepakatan perdagangan, di mana Trump menegaskan bahwa Presiden Xi Jinping gagal untuk menghentikan penyeludupan fentanil buatan China sebagai alasan untuk menaikkan tarif ekspor dari China yang terjadi pada bulan ini.


Namun baru-baru ini muncul asumsi bahwa dengan perang dagang yang masih berlanjut maka nantinya China akan memenangkan perang dagang dengan Amerika, dan pada akhirnya akan menghilangkan ketergantungan terhadap teknologi Amerika. Hal tersebut dikemukakan oleh ahli strategi David Roche.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia juga menyatakan penjualan ritel pada bulan Agustus diproyeksikan masih dapat tumbuh, hal tersebut berdasarkan prakiraan Indeks Penjualan Riil Agustus yang naik 3,7% YoY.

BI juga memperkuat adanya indikasi dari tekanan kenaikan harga pada tingkat pedagang eceran dalam 6 bulan mendatang yang diperkirakan menurun.

Sekuritas ini menilai kenaikan harga pada tingkat pedagang kali ini akan lebih kecil di mana saat ini pemerintah sedang mengupayakan agar harga di pasaran tetap stabil guna stabilitas perekonomian dalam negeri terjaga.

Proyeksi tersebut juga seiringan dengan upaya BI yang memproyeksikan inflasi hingga akhir tahun cenderung berada pada target.

Namun demikian Pilarmas berpendapat indeks hari ini memiliki potensi melemah dan akan diperdagangkan di kisaran support (batas bawah) 6.299 poin dan resisten di 6.361 poin.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/30aOHrH
via IFTTT

No comments:

Post a Comment