Pages

Tuesday, September 10, 2019

Megaproyek Habibie-Pollux di Batam, 6 Saham Masuk Radar BEI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik ditutup menguat 0,17% ke level 6.336,67 pada perdagangan Selasa kemarin (10/9/2019), menandai apresiasi selama 5 hari berturut-turut.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei menguat 0,35%, indeks Hang Seng naik tipis 0,01%, indeks Straits Times terkerek 0,31%, dan indeks Kospi bertambah 0,62%.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Rabu (11/9/2019).

1.Bikin Gedung Tertinggi di RI, Berapa Porsi Saham Habibie?
PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL) menyebutkan megaproyek yang dibangun bersama dengan keluarga mantan Presiden B.J. Habibie telah dimulai sejak 2016 yang ditandai dengan pre-sales pada tahun tersebut.

Direktur Pollux Properti Maikel Tanuwijaja mengatakan proyek yang diberi nama Pollux Habibie Internasional, Meisterstadt ini dimiliki oleh kedua belah pihak dengan porsi 51% oleh Pollux dan sisanya 49% oleh keluarga besar presiden ketiga Indonesia ini.

"Porsi kepemilikan Pollux 51% dan keluarga Habibie 49%," kata Maikel kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/9/2019).

Progres pembangunan proyek saat ini telah menyelesaikan topping off empat dari 11 tower yang direncanakan. Dalam waktu dekat perusahaan akan melakukan serah terima dua tower yang telah rampung pembangunannya.


2.Bukalapak Dikabarkan PHK Karyawan, Saham EMTK Amblas
Harga saham perusahaan media milik keluarga Sariatmadja, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) terperosok cukup dalam seiring kabar salah satu cucu usahanya dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga ratusan karyawan.

Hingga penutupan perdagangan kemarin, harga saham EMTK anjlok hingga 15,97% ke level Rp 6.050/saham. Investor asing juga mencatatkan aksi jual bersih (Net Foreign Sell/NFS) hingga Rp 196,66 juta.

Bukalapak merupakan salah satu cucu perusahaan yang dimiliki EMTK melalui anak perusahaannya, PT Kreatif Media Karya (KMK). KMK merupakan pemegang saham utama Bukalapak dengan porsi kepemilikan mencapai 35,17%. Sedangkan, KMK dimiliki sepenuhnya oleh EMTK dengan porsi kepemilikan saham sebesar 99,99%.

Selain itu, Bukalapak merupakan perusahaan e-commerce yang menyandang status unicorn. Kemarin tersiar kabar di beberapa media yang menyebutkan startup ini melakukan PHK sebagai salah satu langkah efisiensi.

"Ada ratusan yang kena. Kita (yang terkena PHK) sudah beberapa kali audiensi dengan manajemen di lokasi yang berbeda," sebut sumber CNBC Indonesia yang membisikkan kabar tersebut seperti ditulis Selasa (10/9/2019).

3.Masih Jauh Dari Target, PTPP Peroleh Kontrak Baru Rp 2,1 T
PT PP Tbk (PTPP) memperoleh kontrak baru untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) senilai Rp 2,1 triliun. Jumlah ini menambah kontribusi perolehan kontrak baru di tahun ini yang ditargetkan mencapai Rp 50,3 triliun.

Direktur Utama Perseroan Lukman Hidayat mengatakan kontrak ini merupakan proyek dua PLTU yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. PLTU ini berkapasitas masing-masing 2x50 megawatt.

"Perseroan optimistis dapat menyelesaikan proyek tersebut untuk unit pertama selama 36 bulan dan unit kedua selama 39 bulan. Dengan target tersebut, Perseroan optimistis kedua PLTU tersebut dapat beroperasi pada tahun 2022," kata Lukman dalam siaran persnya, Selasa (10/9/2019).

Dia menjelaskan, proyek ini menelan nilai investasi sebesar Rp 8 triliun yang dibangun di atas lahan seluas 30 hektare di Desa Panaf, Kupang Barat, NTT dan 32 hektare di Desa Bolaang Mangitang Timur, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.


4.Inovasi di Ritel, Asuransi TUGU Proyeksi Pendapatan Rp 6,5 T
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), anak usaha PT Pertamina, memproyeksikan pendapatan sepanjang 2019 menembus Rp 6,5 triliun dan menciptakan rekor baru sepanjang perusahaan ini berdiri.

"Kalau ini terjadi, ini akan jadi yang tertinggi sepanjang pendapatan Asuransi Tugu," kata Presiden Direktur Asuransi Tugu, Indra Baruna kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/9/2019).

Dia menyebut pertumbuhan tahun ini memang cukup pesat di mana gross premi pada semester pertama 2019 mencapai Rp 3,7 triliun dibanding tahun lalu yang hanya mencapai Rp 2,5 triliun. Pendapatan unrating juga meningkat menjadi Rp 370 miliar, dibanding tahun lalu Rp 310 miliar.

Sementara itu, Asuransi Tugu juga sedang mengembangkan produk ritel, di mana perusahaan memang dikenal untuk produk asuransi korporasi, sebut saja asuransi yang diperuntukkan untuk kendaraan bermotor. Meskipun kontribusinya masih kecil, namun targetnya sekitar Rp 350 miliar diperoleh dari asuransi kendaraan, khususnya roda empat.


5.Waspada! 6 Saham Masuk Radar BEI Karena Bergerak Tak Wajar
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat dalam sebulan terakhir terdapat enam emiten yang masuk dalam pengawasan karena sahamnya bergerak di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). Investor diminta untuk memperhatikan keterbukaan informasi dan aksi korporasi sebelum mengambil keputusan investasi.

Mengacu data BEI hingga Selasa ini (10/9/2019), enam emiten tersebut yakni PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB), PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL), PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO), PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL), dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS).

Emiten yang belum lama ini masuk UMA yakni IPTV, perusahaan layanan televisi berbayar milik Grup MNC. Penguatan signifikan saham IPTV ini membuat BEI memasukkan saham perusahaan dalam kategori pengawasan khusus karena bergerak di luar kebiasaan.

"Kami menginformasikan telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham IPTV di luar kebiasaan," kata Lidia M Panjaitan, Kadiv Pengawasan Transaksi BEI dan Irvan Susandy, Kadiv Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, dalam pengumuman di situs bursa.

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundangan di pasar modal. Investor diminta memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasi dan mengkaji kembali rencana aksi korporasi, sebelum mengambil keputusan investasi," tegas mereka.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2I2XndM
via IFTTT

No comments:

Post a Comment