Pages

Sunday, September 1, 2019

AS dan China Berlakukan Tarif Baru, Straits Times Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura memulai perdagangan hari ini (2/9/2019) dengan masuk ke zona merah setelah pada Minggu (1/9/2019) baik Amerika Serikat (AS) maupun China secara efektif saling mengenakan bea masuk tambahan.

Indeks Straits Times dibuka anjlok 0,46% ke level 3.092,25 poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 4 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 20 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pada Minggu pukul 11:00 WIB, China secara efektif mulai mengenakan tarif sebesar 5% untuk minyak asal AS. Untuk diketahui, setelah lebih dari setahun perang dagang dimulai, ini baru kali pertama Beijing memberlakukan tarif pada produk emas hitam asal AS, dikutip dari Reuters.

Beijing juga memberlakukan bea masuk tambahan sebesar 5% dn 10% pada 1.717 produk dari total 5.078 produk Made in USA. China akan mulai memberlakukan tarif pada sisa produk mulai 15 Desember 2019.

Sementara itu, Negeri Paman Sam pada Minggu dini hari juga mulai memberlakukan tarif masuk 15% pada produk asal China senilai US$ 112 miliar, termasuk di antaranya kamera, layer (desktop) komputer, sepatu, dan baju, dilansir dari CNBC International.

Berdasarkan hasil riset dari J.P Morgan, pemberlakuan bea masuk baru pada produk impor asal China akan memberikan beban sekitar US$ 1.000 per tahun pada setiap rumah tangga di AS.

Selain itu, lebih dari 160 kelompok industri dikabarkan telah mengirimkan surat yang menentang kebijakan tersebut kepada Presiden AS Donald Trump, seperti diwartakan CNBC International.

Presiden Eksekutif Asosiasi Pakaian dan Alas Kaki AS, Steve Lamar, mengatakan bahwa tarif baru pada diberlakukan tepat saat musim penjualan terpenting tahun ini dan sangat menyakiti perusahaan AS.

"Harga akan naik, penjualan turun dan ini membuat orang kehilangan pekerjaan," ujar Lamar dikutip dari Reuters.

Di lain pihak, meskipun Washington tetap kekeh memberlakukan tarif tambahan, Trump mengatakan bahwa pembicaraan dengan China masih terus berlanjut dan kedua negara direncanakan bertemu kembali pada bulan ini.

"Kami sedang berbicara dengan China, pertemuan masih berlangsung, seperti yang Anda tahu, pada bulan September," kata Trump dilansir dari Reuters.

"Kita akan melihat apa yang akan terjadi, tetapi kita tidak bisa membiarkan China menghancurkan kita lagi sebagai negara," tambahnya.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2UtPTFG
via IFTTT

No comments:

Post a Comment