Namun rencana ini membawa mimpi buruk bagi ekonomi Inggris. Negara ini mulai ditinggalkan sejumlah perusahaan besar, yang selama ini menjadikan London sebagai pusat bisnisnya.
Sebagaimana dilansir dari Euronews, setidaknya hampir 100 perusahaan sudah direlokasi ke Belanda. Bahkan berdasarkan data Lembaga Investasi Asing Belanda (NFIA) terdapat 325 perusahaan lain yang kini tengah berfikir untuk pindah dari dari Inggris ke negara tersebut.
"Ketidakpastian yang terus meningkat di Inggris Raya, dan semakin jelas kemungkinan (Brexit) tanpa ada kesepakatan, menyebabkan keresahan ekonomi besar bagi perusahaan-perusahaan ini," kata Komisaris NFIA Jeroen Nijland sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Kamis (29/8/2019). "Itulah sebabnya semakin banyak perusahaan mengorientasikan diri mereka di Belanda sebagai basis baru yang potensial di pasar Eropa,".
Perusahaan tersebut terdiri dari lembaga keuangan, teknologi informasi, media, periklanan, penelitian dan kesehatan. Bukan hanya Belanda, sejumlah negara juga menjadi tujuan relokasi antara lain Jerman, Prancis, Belgia dan Irlandia.
Sementara itu, salah satu perusahaan yang berencana memindahkan bisnisnya adalah Aviva. Perusahaan asuransi terbesar kedua di Inggris itu pada bulan Februari mengumumkan akan memindahkan aset senilai 7,8 miliar poundsterling ke Irlandia, seperti dikutip dari Independent.
Selain itu, bank-bank besar seperti Bank of America Merrill Lynch, Credit Suisse dan Barclays juga telah dan berencana menutup bisnisnya di Inggris. Perusahaan internasional mulai dari Honda, Nissan, Michelin, Phillips, Sony hingga Moneygram asal Amerika Serikat (AS) juga berencana memindahkan operasinya keluar Inggris.
Dari sisi ekonomi, Brexit terancam membawa kekacauan pada ekonomi Inggris, yang merupakan ekonomi terbesar kelima di dunia. Bahkan, menurut laporan The Times pada Desember tahun lalu, ekonomi Inggris bisa turun ke posisi ketujuh ekonomi terbesar di dunia akibat Brexit.
Selain itu, masa transisi bagi Inggris setelah Brexit juga diperkirakan akan membuat negara terjerat krisis. Hal ini tentunya membuat takut berbagai pihak, termasuk perusahaan yang beroperasi di Inggris. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini semakin banyak perusahaan yang berencana dan meninggalkan Inggris serta mengalihkan operasinya ke negara lain.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2NDgzCd
via IFTTT
No comments:
Post a Comment