Pada perdagangan Rabu ini (28/08/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan kembali menguat. Rentang perdagangan IHSG diperkirakan berada pada level 6.250 hingga 6.350.
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama ditutup melemah pada pagi tadi karena inversi pada imbal hasil pada surat utang AS (government bonds) tenor 2 dan 10 tahun yang menandakan adanya peningkatan risiko yang mengarah pada resesi.
Akibatnya, indeks Dow Jones terdepresiasi 0,47%, indeks S&P 500 turun 0,32%, dan indeks Nasdaq Composite negatif 0,34%.
Namun, sentimen dari inversi berkurang setelah Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times di China, dalam tweet-nya mengatakan bahwa China "sangat menekankan pada pembicaraan perdagangan," dilanjutkan dengan kata-kata bahwa "semakin sulit bagi AS untuk menekan China untuk membuat Cina membuat konsesi "karena ekonomi Tiongkok semakin didorong oleh pertumbuhan domestiknya.
Sentimen positif lain yakni dari Britania Raya, mata uang Negeri Ratu Elizabeth yakni pound mendapat sentimen positif dari Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson yang menyatakan tengah mempersiapkan negosiasi Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa) sebelum deadline 31 Oktober.
PM Johnson sebelumnya sudah mendapat dukungan dari Kanselir Jerman dan Presiden Perancis untuk membuka kembali negosiasi Brexit.
Penasihat Luar Negeri PM Johnson, David Frost, akan bertandang ke Brussels pada hari Rabu untuk membahas alternatif Perjanjian Penarikan (withdrawal agreement) Brexit, sebagaimana dilansir harian The Telegraph sebagaimana dikutip Reuters.
Dari dalam negeri, meskipun investor asing masih membukukan jual bersih (net sell), angkanya tidak sebesar hari sebelumnya. Kemarin asing membukukan net sell sebesar Rp 244 miliar di pasar reguler, angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 889,5 miliar di pasar yang sama.
Secara teknikal, IHSG memberikan sinyal kembali menguat hari ini. Hal ini ditandai dengan terbentuknya pola lilin putih (white candle) yang menandakan tekanan beli di pasar saham yang lebih dominan.
Selain itu IHSG kembali bergerak di atas rata-rata harganya selama 5 hari terakhir atau moving average five/MA5 (garis hijau pada grafik), yang menggambarkan sedang bullish.
Sumber: Refinitiv
|
Ruang penguatan pun sebenarnya masih masih terbuka, terlihat IHSG belum menyentuh level jenuh belinya (overbought) jika mengacu pada indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang mengukur tingkat kejenuhan pergerakan yang ditunjukkan pada garis berwarna ungu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Zwae1R
via IFTTT
No comments:
Post a Comment