"Pemeriksaan kimia memperlihatkan bahwa air ledeng sehat dan memenuhi standar kualitas yang berarti air itu tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan," kata National News Agency (NNA).
Namun, EBML menambahkan bahwa air minum memiliki tingkat nitrat dan sodium tinggi di beberapa daerah Lebanon dan departemen terkait sedang berusaha memperoleh sumber pilihan guna menjamin akses warga ke air yang sehat.
Pada 13 Juni, EBML untuk sementara menghentikan pembagian air minum guna menjamin kejernihannya, akibat curah hujan.
"Hujan lebat yang turun di berbagai daerah pegunungan, terutama di Kesrouan dan Jbeil, mengakibatkan banjir dan membuat air hujan bercampur dengan air tanah, yang digunakan sebagai air minum dan dibagikan kepada warga," kata EBML, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang.
Sementara itu, penyelidikan yang dilakukan tahun lalu oleh Orb Media, media berita nir-laba global yang berpusat di Washington, menyatakan air minum di Lebanon berisi polutan plastik dengan persentase paling tinggi kedua setelah Amerika Serikat.
Sebanyak 94 persen sampel air di Lebanon tercemar, meskipun pasokan air datang dari sumber mata air alamiah, kata studi itu.
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment