"Dari gempa 7 Skala Richter (SR) ,sampai dengan kejadian dari gempa 6,9 SR pada 19 Agustus 2018 malam itu, ada susulan 825 kali gempa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam Konferensi Pers Update Penanganan Dampak Gempa di Nusa Tenggara Barat, di Jakarta, Selasa.
Kemudian, lanjut Sutopo, tanggal 19 Agustus siang terjadi gempa 6,5 SR yang selanjutnya rentetan gempa-gempa tadi memicu gempa baru yang terjadi pada tanggal 19 Agustus malam kemudian diikuti gempa susulan sampai Selasa pagi ada 180 gempa susulan.
Baca juga: Wapres: Bangun kembali, uang dari pemerintah
Lombok juga telah dilanda sejumlah gempa berkekuatan besar. Sejak dilanda gempa awal berkekuatan sebesar 6,4 Skala Richter (SR) pada Minggu (29/7), lombok digoncang kembali dengan gempa yang lebih kuat yakni berkekuatan 7 SR pada pada Minggu (5/8).
Selanjutnya, di antara gempa-gempa susulan yang terjadi, ada gempa berkekuatan 6,5 SR terjadi di Lombok pada Minggu siang (19/8), dan gempa 6,9 SR pada Minggu malam (19/8).
"Ini namanya adalah gempa-gempa kembar. Dan adanya goncangan rentetan-rentetan gempa yang berada di Lombok bagian barat telah menyebabkan akhirnya reruntuhan, adanya rekahan-rekahan sehingga memicu di bagian timurnya dan ini akan terus berlangsung terjadinya gempa susulan," jelasnya.
Dari kejadian gempa-gempa tersebut, BNPB mencatat korban meninggal akibat gempa bumi Lombok, hingga saat ini mencapai 515 jiwa dan 431.416 jiwa mengungsi.
"Jumlah korban meninggal sampai hari ini tercatat 515 orang, sedangkan luka-luka totalnya 7.145 orang," ujarnya.
Baca juga: Korban meninggal gempa Lombok capai 515 jiwa
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment