Pages

Thursday, October 3, 2019

Harus Diakui, RI Alami Perlambatan Ekonomi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun Indonesia masih jauh dari terjangan resesi ekonomi, namun harus diakui Indonesia sedang mengalami perlambatan ekonomi. Oleh karena itu, hal itu harus diwaspadai.

Menteri Keuangan Indonesia era 2013-2014, Muhammad Chatib Basri kepada menjelaskan, bahwa Indonesia tidak sedang dalam resesi. Pasalnya indikator resesi adalah pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi ke level negatif, pada dua kuartal berturut-turut.

"Indonesia tidak, kita masih tumbuh around 5%. Namun harus diakui, terjadi perlambatan ekonomi di Indonesia," tutur Chatib kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2019).


Chatib juga meramalkan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2019 tidak akan mencapai 5%. Hal itu dilihat dari kondisi dunia usaha yang terganggu, karena daya beli yang menurun.

"Kuartal III-2019 tidak akan mencapai 5%. Di bawah itu. Saat ini terjadi perlambatan. Daya beli turun, swasta tak mau tambah produksi karena tidak ada yang beli kemudian penjualam motor dan mobil mentok," ujarnya.


Maka dari itu, lanjut Chatib, pemerintah harus serius melihat perlambatan ini. Karena perlambatan ekonomi bisa mengganggu ekonomi makro secara keseluruhan. Pemerintah bisa mengakalinya dengan beberapa langkah pada kebijakan fiskal.

"Cash transfer, kartu pra kerja tadi cash for traning. Perbanyak bantuan kepada masyarakat," tegas Chatib.

Hal yang disampaikan Chatib Basri kemudian diperkuat dengan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perlambatan.

Perlambatan ekonomi Indonesia ini sudah terlihat sejak kuartal III-2018 yang kala itu ekonomi hanya tumbuh 5,17% dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,27%.

Berikut datanya :

* Kuartal II-2018 : 5,27%
* Kuartal III-2018 : 5,17%
* Kuartal IV-2018 : 5,18%
* Kuartal I-2019 : 5,07%
* Kuartal II-2019 : 5,05%

Angka pertumbuhan ekonomi kali ini atau pada kuartal II-2019 ini terparah sejak kuartal II-2017.

Berikut struktur PDB menurut pengeluaran :

* Konsumsi Rumah Tangga : 5,17%
* PMTB (Investasi) : 5,01%
* Konsumsi Pemerintah : 8,23%
* Konsumsi LNPRT : 15,27%
* Ekspor : -1,81%
* Impor : -6,73%

Bahkan, pada kuartal II-2019, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% (year on year). Angka ini tumbuh melambat dibandingkan pada kuartal I-2019, yang mencapai 5,07%.

"Ekonomi Indonesia tumbuh melambat," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Senin (5/8/2019).

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Ofj3ap
via IFTTT

No comments:

Post a Comment